Rabu, 27 Januari 2016

RASA CAPEK HILANG SETELAH SHALAT



       Walaupun aku perempuan, aku suka mengecat dinding rumah atau pagar sendiri. Ini sudah menjadi kebiasaanku dengan saudara-saudara perempuanku yang lain, karena kami empat bersaudara ketiga yang tertua perempuan semua. Jadi kalau almarhum bapak atau almarhumah ibuk mengerjakan apa saja kami berusaha ikut membantu, termasuk mengecat rumah.
Pada suatu hari aku mengecat sebagian rumahku yang kurasa sudah mulai kusam. Kalau lagi ngecat, aku memang sering keasyikan, hingga betah sampai berlama-lama.
Setelah beberapa hari mengecat, aku mulai merasakan lengan dan punggungku terasa kaku dan capek sekali. Ketika aku berhenti untuk shalat dhuhur (kalau tidak salah ingat), saat tuma’ninah, aku merasakan pegal-pegal yang kurasakan seakan terasa seperti pijitan. Akhirnya aku lanjutkan shalatku dengan tuma’ninah yang lebih baik.
Ajaib, ternyata setelah beberapa saat beristirahat, aku merasakan lengan dan punggungku mulai ringan, tidak terasa kaku dan pegal lagi.
Sebelumnya aku tidak tahu hikmah dibalik gerakan shalat, kecuali yang pernah aku dengar dari ustad Abu Sangkan. Tapi yang aku sudah buktikan sendiri, ternyata shalat bukan hanya ibadah kepada Allah saja, tapi shalat juga manfaatnya kembali kepada kita sendiri. Dengan gerakan shalat yang benar, maka otot-otot tubuh kita akan kembali normal. Dilakukan dalam 5 waktu sehari, tentu akan membuat kita lebih sehat, karena otot-otot dan peredaran darah kita akan kembali normal dan lancar. insyaAllah....

Selasa, 26 Januari 2016

SULITNYA MENJADI SELALU BENAR



       Semenjak kecil aku selalu ketakutan dengan kehidupan setelah mati.Hal itu terjadi karena cerita-cerita ibuku tentang hari akhir dan kehidupan setelah mati. Saking takutnya, aku pernah mencoba untuk sama sekali tidak berbuat dosa, bahkan aku berjanji pada Tuhan untuk tidak melakukan dosa.
       "Ya Allah... hamba sangat takut pada Engkau, hamba berjanji untuk tidak akan pernah berbuat dosa...." setelah berjanji demikian, aku mencoba untuk sangat berhati-hati pada setiap tindakan serta sikapku... ternyata ... janji itu sulit aku laksanakan, aku tidak mampu menjaga diriku dari dosa, saat marah... atau ada hal yang mengusik emosiku... aku masih belum dapat mengendalikannya. Kemudian aku kembali menghadap padaNya.
       "Ya Allah.... ampunilah hamba... hamba masih belum dapat menghindarkan diri hamba dari dosa, berikan hamba kesempatan lagi untuk mencoba tidak berbuat dosa sama sekali, kalau hamba masih berbuat dosa... jangan Engkau ampuni hamba..." Aku yang waktu itu masih kecil dan belum tahu apa-apa tentang hidup, tidak mengerti bahwa manusia tidak akan dapat lepas dari khilaf dan salah. Dan waktu itu... aku kembali berusaha amat keras untuk tidak berbuat dosa.... tapi kembali aku tidak mampu meghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan. Aku malah semakin ketakukan, apalagi mengingat permintaanku padaNya untuk tidak dima'afkan apabila aku masih saja berbuat dosa. Astagfirullah.... dengan amat ketakutan.... takut Tuhan benar-benar tidak mema'afkan dosaku, aku segera menghadap padaNya untuk mencabut janjiku padaNya.
       " Ya Allah.... ternyata hamba tidak mampu untuk tidak berbuat salah... ampunilah hamba, ya Allah...perkenankan hamba mencabut janji hamba padaMu.... ampunilah hamba apabila berbuat khilaf dan salah... ampunilah dosa-dosa hamba...." Hal ini bukan berarti kita bisa seenaknya atau dengan sengaja melakukan kesalahan atau melanggar larangan dan tidak menaati perintahNya. Kita bahkan bisa masuk golongan munafik apabila sengaja menyelewengkan amanah yang telah Tuhan tetapkan kepada kita, umat manusia.

Senin, 25 Januari 2016

AJAIBNYA BERDZIKIR DENGAN SURAT ALI MRAN AYAT 26

         Aku memiliki pengalaman merasakan ajaibnya berdzikir dengan membaca surat Ali Imran ayat 26.
          Kejadiannya dimulai bertahun-tahun yang lalu. Rekan kerja sekantorku tanpa aku ketahui dengan pasti apa sebabnya, sering berusaha menjatuhkan aku, baik itu berupa fitnahan maupun dengan cara mempengaruhi teman dan atasan. Ujian itu cukup membuatku sedih, namun aku berusaha menguatkan diri dan lebih menyerahkan diri kepadaNya. Karena merasa tak berdaya, aku manumpahkan isi hatiku pada Tuhanku, Allah Subhanahu Wa Ta'ala, agar memberiku kekuatan menghadapi ujian tersebut.
          Pada suatu hari, ketika aku membaca Al Qur'an dan tafsirnya, tiba-tiba aku terpesona pada salah satu ayat yang terdapat pada surat Ali Imran. Ayat tersebut adalah ayat 26. Kurang lebihnya berbunyi demikian,  Katakanlah (Muhammad), "Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapapun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu." aku pikir ini adalah do'a sangat bagus yang diajarkan Allah pada RasulNya, Muhammad. Allahlah yang berhak memuliakan dan menghinakan siapapun, maka aku harus berdzikir dengan ayat tersebut, agar Allah subhanahu Wa Ta'ala yang Maha mengetahui yang benar, akan membuka kebenaran, siapa yang berhak untuk dimuliakan dan siapa yang dihinakan, sesuai amal perbuatannya masing-masing.
          Maka setiap kali aku ingat bagaimana rekanku tersebut berusaha menjatuhkanku di mata teman-teman dan atasan, aku terus mengucap ayat tersebut, dan berkonsentrasi pada 'Engkau muliakan siapapun yang Engkau kehendaki', dengan harapan Allah akan memuliakanku, walau ada manusia yang berusaha menghinakan aku.
          Apalah yang bisa diperbuat manusia jika Allah telah berkehendak. Tidak lama setelah aku rutin membaca ayat tersebut, secara bertahap dengan ajaibnya Allah membuka aib rekan kerja tersebut di depan banyak orang, Sebaliknya Allah membukakan jalan bagiku untuk mendapatkan kemuliaan-kemuliaan yang membuka mata banyak orang tentang kebenaran, siapa yang benar dan siapa yang salah.
          Setelah aku tahu rekanku tersebut mulai berhenti menjatuhkanku, mungkin karena tidak punya alasan lagi untuk menjatuhkanku, aku berhenti berdzikir dengan ayat tersebut. Dan keajaiban itu ternyata terjadi tanpa aku sadari setelah bertahun-tahun kemudian. Temanku tersebut yang selama belasan tahun memegang suatu jabatan empuk dan seakan tidak seorangpun yang berhak atau berani menggantikannya, tiba-tiba terkena masalah. Dan ajaibnya pimpinan kami menunjuk aku menggantikannya, padahal banyak orang mendamba jabatan tersebut. Mulanya aku menolak, karena aku merasa tidak layak, masih ada yang lebih senior yang seharusnya memangku jabatan tersebut apalagi aku kuatir rekanku yang suka menjatuhkanku tersebut bisa sakit hati kembali padaku, karena aku bisa dianggap merebut jabatannya. Tapi pimpinanku bersikeras akulah yang harus mengemban tugas tersebut. Akhirnya aku menerimanya.
          Setelah menggantikan jabatan rekanku tersebut, aku yang sebenarnya merasa aneh mengapa aku yang ditunjuk menggantikannya, tiba-tiba tersadar dan teringat dengan dzikirku ketika merasa teraniaya dulu dengan membaca Surat Ali Imran ayat 26. MasyaAllah... padahal tujuanku membaca ayat tersebut agar mendapat kemuliaan, ternyata Allah telah memberiku lebih, karena dalam ayat tersebut menyebutkan,' Engkau berikan kekuasaan kepada siapapun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapapun yang Engkau kehendaki.'  Ternyata, kekuasaan rekanku tersebutpun, dialihkan kepadaku pula. Allahu Akbar...