Selasa, 26 Januari 2016
SULITNYA MENJADI SELALU BENAR
Semenjak kecil aku selalu ketakutan dengan kehidupan setelah mati.Hal itu terjadi karena cerita-cerita ibuku tentang hari akhir dan kehidupan setelah mati. Saking takutnya, aku pernah mencoba untuk sama sekali tidak berbuat dosa, bahkan aku berjanji pada Tuhan untuk tidak melakukan dosa.
"Ya Allah... hamba sangat takut pada Engkau, hamba berjanji untuk tidak akan pernah berbuat dosa...." setelah berjanji demikian, aku mencoba untuk sangat berhati-hati pada setiap tindakan serta sikapku... ternyata ... janji itu sulit aku laksanakan, aku tidak mampu menjaga diriku dari dosa, saat marah... atau ada hal yang mengusik emosiku... aku masih belum dapat mengendalikannya. Kemudian aku kembali menghadap padaNya.
"Ya Allah.... ampunilah hamba... hamba masih belum dapat menghindarkan diri hamba dari dosa, berikan hamba kesempatan lagi untuk mencoba tidak berbuat dosa sama sekali, kalau hamba masih berbuat dosa... jangan Engkau ampuni hamba..." Aku yang waktu itu masih kecil dan belum tahu apa-apa tentang hidup, tidak mengerti bahwa manusia tidak akan dapat lepas dari khilaf dan salah. Dan waktu itu... aku kembali berusaha amat keras untuk tidak berbuat dosa.... tapi kembali aku tidak mampu meghindarkan diri dari kesalahan-kesalahan. Aku malah semakin ketakukan, apalagi mengingat permintaanku padaNya untuk tidak dima'afkan apabila aku masih saja berbuat dosa. Astagfirullah.... dengan amat ketakutan.... takut Tuhan benar-benar tidak mema'afkan dosaku, aku segera menghadap padaNya untuk mencabut janjiku padaNya.
" Ya Allah.... ternyata hamba tidak mampu untuk tidak berbuat salah... ampunilah hamba, ya Allah...perkenankan hamba mencabut janji hamba padaMu.... ampunilah hamba apabila berbuat khilaf dan salah... ampunilah dosa-dosa hamba...." Hal ini bukan berarti kita bisa seenaknya atau dengan sengaja melakukan kesalahan atau melanggar larangan dan tidak menaati perintahNya. Kita bahkan bisa masuk golongan munafik apabila sengaja menyelewengkan amanah yang telah Tuhan tetapkan kepada kita, umat manusia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar