Sabtu, 27 November 2010

GARA-GARA LALAI SHALAT




       Karena kecapekan, selain menjadi wanita pekerja dan juga memiliki anak-anak yang masih kecil-kecil, aku pernah mengalami suatu peringatan dari Allah SWT, gara-gara ketinggalan dan meninggalkan shalat.
       Pada suatu hari, aku tiba-tiba di kejutkan oleh api besar yang mau menyambarku…”whhuuk!” seketika itu aku kaget dan terbangun. Ternyata kejadian tersebut ada dalam alam mimpi. Alam antara dunia nyata dan dunia gaib. Aku segera bangkit bangun karena kulihat jendela sudah mulai terlihat terang, menandakan hari menjelang siang. Ternyata aku bangun kesiangan. Saat aku melihat kearah jam dinding, jarum jam menunjukkan pukul setengah enam pagi. Aku segera bergegas melaksanakan shalat subuh, walau tergolong ketinggalan. Aku sadar, kalau tidak dibangunkan dengan api yang berkobar tadi, aku mungkin akan keterusan tidur sampai waktu dhuha. Luar biasa… cara Allah memperingatkanku tentang pentingnya shalat.
       Peristiwa yang kedua adalah ketika pada suatu malam, karena kecapekan yang luar biasa aku pergi tidur dulu, sebelum shalat Isya’. Aku berpikir, nanti aku akan bangun lagi di tengah malam, untuk menunaikan shalat Isya’, agar capeknya bisa berkurang. Aku optimis bisa bangun malam, karena biasanya kalau aku belum shalat isya’ dan tertidur, maka tidurku akan resah dan akan bangun di tengah malam , karena masih punya tanggungan belum melaksanakan shalat. Akan tetapi ternyata malam itu aku ketiduran sampai pagi. Akhirnya malam itu aku telah meninggalkan shalat Isya’.
       Malam berikutnya, aku kembali merasa lelah sekali. Waktu masuk shalat isya’ aku rasanya amat sangat enggan berangkat, akhirnya aku berpikir, bahwa aku akan tidur dulu, untuk kali ini aku yakin tidak akan ketiduran sampai pagi lagi, dan dapat melaksanakan shalat Isya. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur dulu. Ditengah malam, aku tiba-tiba dibangunkan oleh suara bapak. Aku terbangun… di antara alam mimpi dan alam sadar, aku melihat dari balik kelambu, bapak yang bertelanjang dada, terlihat tubuhnya sedang dililit tali yang lembut, berwarna putih seperti jaring laba-laba, walau terlihat tali itu rapuh dan lembut, bapak merintih kepadaku, “Ning… tolong Ning… !”. aku kesulitan untuk bangun, tapi tak lama kemudian aku benar-benar sudah dalam alam sadar, dan bapak menghilang. Aku segera meloncat dari tempat tidur menyadari kejadian tersebut. Aku sangat jelas melihat kedatangan bapak yang meminta tolong aku melepaskan lilitan tali putih yang lembut itu. Dan aku… masyaAllah… kejadian tersebut menimpa bapak karena aku kemarin malam meninggalkan shalat Isya’ dan malam itu hampir saja tidak shalat Isya’ lagi kalau tidak dibangunkan dengan kejadian tersebut… astagfirullah hal adziimm. “Ya Alah… ampunilah hamba… dan bapak hamba…”.  
     Ternyata benar, ketika seseorang meninggal dunia, amalnya yang masih mengalir adalah amal shaleh anak-anaknya, ketika anak berbuat baik, maka orang tua merasakan imbasnya, begitu pula sebaliknya. Semenjak itu aku sangat takut meremehkaan shalat, dan berhati-hati dengan segala tingkah lakuku, karena aku takut kedua orang tuaku yang sudah meninggal ikut terkena imbas dari perbuatan burukku…
                                                                        ***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar